Judul : Sms Nyasar Berujung Di Kamar Hotel
link : Sms Nyasar Berujung Di Kamar Hotel
Sms Nyasar Berujung Di Kamar Hotel
Perkenalkan nama saya Didi (nama samaran saya), lulus kuliah baru bulan kemarin di suatu perguruan tinggi terkemuka di Jogja, cerita ini baru saya alami dalam beberapa bulan kemarin tepatnya bulan Januari, dimulai dari saya kirim SMS ke seorang cewek yang sudah lama tidak berjumpa, karena sudah lama tidak berhubungan saya kehilangan nomor kontaknya, kemudian saya meminta temanku nomornya (katanya dia sih punya) suatu ketika langsung saya kirimkan SMS kepada dia yang berisi bahwa saya kangen ingin bertemu dengannya.
Saat sudah aku kirimkan SMS tadi saya tunggu berjam juga tidak ada balasan, dan ketika itu saya mengirimkan ulang lagi dengan saya kasih nama saya di belakangnya, selang beberapa waktu yang saya SMS miss call ke hapeku, karena saya dalam perjalan naik motor, kemudian saya kirim SMS lagi ke dia yang isinya “bentar saya lagi dalam perjalanan nanti saya hubungi setelah sampai ketujuan”
Setelah yang kujanjikan tadi saya baru telepon si dia, Hallo Dewi “tanya saya” dia menjawab “maaf anda salah orang”, ternyata yang saya telepon salah orang, sambil menahan malu saya mau kumatikan teleponku, tetapi lawan bicara saya segera bertanya “yang anda cari siapa? dengan nada mendesah” saya jawab “saya sedang mencari teman lama saya yang hampir 6 tahun tidak ada kabarnya” singkat kata kami kemudian berkenalan ternyata yang saya telepon salah sambung namanya Sumiati.
Sejak saat itu, kami sering berkirim SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak menjurus ke sex.
Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat telepon. Tiba-tiba, Sumiati mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu. Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untukku. Saat itu pikiranku belum berpikir jauh sampai ke sex. Kami janjian sore pukul 17.00. Kebetulan hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera meneleponnya. Gua pake sweater pink, kata Sumiati.
Segera kutemui Sumiati yang sedang berdiri menunggu. Hai, Sumiati ya?, tanya gw. Sumiati segera tersenyum. Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera ku perkenalkan diriku. Gua Didi, kata gw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens, sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku dengan sedikit jaim (jaga image).
Kami segera menjadi akrab. Kami berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court. Didi, suka nyanyi-nyanyi gak?, tanya Sumiati setelah kami selesai makan. Suka, tapi tidak di depan umum, begitu jawabku. Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain. tanya Sumiati. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.
Setibanya di sana, kami memesan tempat untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita. Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Sumiati permisi kepadaku untuk ke toilet. Tepat setelah waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Sumiati kembali. Kurasa agak aneh waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak kupedulikan. Segera kami mulai memasang lagu kesukaan kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang kelima. Sumiati memesan lagu yang lembut, dan agak romantis.
Sebelum lagu tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung tangan Sumiati. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ. Sumiati pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. Dingin ya?, tanya Sumiati, kepada gw, sambil melihat tanganku. Iya, jawabku mengangguk lemah. Segera Sumiati mendekatkan tanganku ke tangannya. Tanganku segera menggenggam jari-jarinya.
Kami bernyanyi sambil menikmati kehangatan tersebut. Pelan-pelan, naluriku mulai berjalan. Ingin sekali gw mengelus pipinya yang lembut, namun gw agak takut-takut. Perlahan-lahan Sumiati mendekatkan bahunya ke bahuku sehingga kami duduk sangat dekat. Wangi aroma tubuh Sumiati segera membius diriku. Tak kupedulikan lagi ketakutanku. Segera kubelai pipi dan kening Sumiati. Ia menatapku. Gw balas menatapnya. Lalu kuusap lembut rambutnya. Darah kelelakianku segera berdesir. Kukecup keningnya. Sumiati diam saja. Kukecup rambut dan pipinya, segera aroma tubuhnya kembali membius diriku. Sumiati benar-benar kuperlakukan seperti pacarku sendiri. Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Sumiati sepertinya mengerti karena dia segera mengubah posisi duduknya sehingga memudahkanku untuk memeluknya.
Segera kupeluk Sumiati dengan rasa sayang.Tiba-tiba Sumiati menarik tanganku ke dada kirinya. Segera kurasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. Nikmat sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan kusentuh buah dadanya yang lembut itu. Sumiati diam saja. Gw mulai berani. Ku elus-elus buah dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian putingnya. Gw semakin berani. Tangan kananku kumasukkan ke dalam sweater merahnya. Segera ku elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya.
Ku putar-putar tanganku mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat, kusentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu kuremas dengan lembut. Sumiati mendesah. Ssshh, desahnya. Kulanjutkan penjelajahanku ke dada kanannya. Kuulangi hal yang sama. Lagi-lagi Sumiati mendesah. Segera ia memagut bibirku, dan melumatnya. Saat kujulurkan lidahku, segera dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikirku karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badanku bergetar hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti untuk menikmati minuman kami.
Kusodorkan sedotan minumanku untuk diminum terlebih dulu oleh Sumiati. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu. Kuteruskan permainan tanganku dengan lembut, mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Sumiati. Sumiati kembali memagut bibirku. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Sumiati menarik tanganku, dan memasukan tanganku ke dalam celana panjangnya. Segera terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tanganku. Pelan-pelan kudorong tanganku ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa tanganku menyentuh vaginanya yang hangat dan basah. Montok kan punya gua?, begitu ungkap Sumiati saat tanganku mengelus lembut vaginanya. Segera kuiyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan seperti apa vagina yang tidak montok. Kuusap terus vaginanya, seraya desahan Sumiati mengiringi gerakanku. Sssh.. Oh, Didi.
Baru kamu laki-laki yang bisa memperlakukanku dengan lembut, begitu terus desahnya. Tersanjung juga gw dipuji dirinya.Kami terus bercumbu sampai tak terasa dua jam berlalu. Didi, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?, tanya Sumiati kepadaku. Saat itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. Segera kuingat ajaran2 agama yang melarangku melakukannya. Namun sepertinya Sumiati mengerti ketakutanku. Gw cuma minta dibelai kok. Tidak lebih. Ya, Didi?, tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus kuselesaikan. Namun sisi kemanusiaanku membuat gw tidak tega menolaknya. Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?, jawabku. Iya, gua janji deh, kata Sumiati lagi.
Kami segera keluar dari ruangan, membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobilku. Sumiati menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama kemudian, Sumiati membentangkan tubuhnya di kamar tsb. Didi, sini dong, kata Sumiati. Gw mengubah posisi duduk ku di ranjang mendekati Sumiati.
Gw dalam posisi duduk, sementara Sumiati sudah telentang. Didi, belai gw lagi ya, kata Sumiati. Segera tanganku mengelus dahi Sumiati. Kuelus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.Sumiati menikmati gerakanku sambil menutup mata. Lalu kusandarkan tubuhku ke ranjang, kukecup lembut kening dan dahinya. Sumiati membuka matanya, tersenyum. Lalu kucium kelopak matanya. Sumiati benar-benar menikmati perlakuanku. Perlahan kukecup lembut bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibirku di bibirnya. Namun segera Sumiati menjerat bibirku di bibirnya. Dilumat bibirku dengan bergairah, sementara tangannya dengan kuat memelukku. Kujulurkan lidahku untuk menyentuh bibir bawahnya, namun Sumiati segera menghisap bibirku tersebut.
Segera kuarahkan ciumanku ke bagian telinganya, dan kujilat bagian dalam daun telinganya dengan lidahku.Sumiati meronta-ronta dan mendesah. Aduh Didi, geli sekali. Teruskan Didi, katanya. Kucumbu Sumiati terus di telinganya. Kemudian kuarahkan cumbuanku ke lehernya. Sumiati mendesah hebat. Ssshh.. sshh.. ohh, desah Sumiati. Gw tidak bisa menahan diriku lagi. Sumiati, boleh kubuka bajumu?, tanya gw pelan kepada Sumiati. Sumiati mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya. Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru. Kulanjutkan ciumanku di seputar payudaranya.
Tak lupa kukecup pelan ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Sumiati mengerang. Didi, buka BH gua dong, pinta Sumiati. Segera kuarahkan tanganku ke punggungnya untuk membuka BHnya. Sulit sekali membuka BHnya. Maklum, belum pernah gw membuka BH wanita. Setelah terbuka, pelan-pelan kutanggalkan BHnya. Segera tampak bukit indahnya yang putih bersih, tanpa cacat, dengan puting kecoklatan. Indah sekali, pikirku. Ingin sekali gw menciumnya. Kupindahkan BHnya dan bajunya ke meja supaya tidak kusut.
Lalu, pelan-pelan kubasahi buah dadanya dengan lidahku. Kuputar wajahku memutari toketnya. Sumiati mendesah lagi. Gerakan itu terus kuulang beberapa kali, lalu berpindah ke toket kanannya. Di sana kuulangi lagi gerakanku sebelum akhirnya lidahku tiba di puncak tokednya. Kubasahi putingnya dengan lidahku, kumain-mainkan, kukulum, dan kuhisap. Sumiati mengerang-ngerang. Aduh, Diii..ssh..ssh.. geli sekali. Terus Didi… Sambil mengulum putingnya, pelan2 kuelus bagian perutnya. Auw.. enak Didi.., Sumiati menekan wajahku ke dadanya. Kira-kira 15 menit Sumiati kuperlakukan seperti itu. Didi, bukain celanaku dong.., pinta Sumiati. Segera kubuka kancing celananya, dan kupelorotkan ke bawah. Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih tertutupi Celana Dalam warna hitam. Masih mengulum putingnya, segera kuarahkan tanganku ke selangkangannya. Kuelus-elus perlahan.
Kugerakan tanganku dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke arah pangkal pahanya.ohh.., rintih Sumiati menahan kenikmatan yang kuberikan. Kuelus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya sudah basah. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Sumiati meronta-ronta, dijepitnya tanganku dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Sumiati. Gantian tangan Sumiati yang masuk ke celana dalamku. Dipegangnya Kontolku, lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya..
Didi, buka celana dalam gua.., pinta Sumiati. Jangan Sumiati, gua gak berani melakukan itu.. kata gw. Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. Tak apa-apa, Didi, tidak usah dimasukin. Gua cuma minta diciumi aja, pinta Sumiati memohon. Akhirnya kubuka celana dalam Sumiati. Kunikmati pemandangan indah dihadapanku. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini, pikirku. Elus lagi, Didi.., pinta Sumiati.
Perlahan-lahan, tanganku mulai mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. Kuputar-putar jariku dengan lembut di sana. Lagi-lagi Sumiati meronta. Ohh..ohh. Ke atas lagi Didi. Elus klitorisku, begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Sumiati membimbing tanganku ke klitorisnya. Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris.
Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut kuputar-putar jariku di atas klitorisnya. Setiap 5 putaran, Sumiati langsung mengepit tanganku dengan pahanya. Sepertinya ia benar2 menikmati perlakuanku. Didi, tolong hisap klitorisku, yah?, pinta Sumiati. Gw sedikit ragu, dan jijik. Pake tangan aja yah, Sumiati.., gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Didi. Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Sumiati. Gw masih berat hati menghisapnya. Sumiati, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti… Belum selesai gw bicara, Sumiati segera memotongku. Kemaluanku bersih kok, Didi. Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar saja, kok, pinta Sumiati lagi. Perlahan-lahan kudekatkan mulutku ke memeknya Sumiati.
Segera tercium aroma yang tidak bisa kugambarkan. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku ke klitorisnya. Gw takut sekali kalau rasanya tidak enak atau bau. Kukecap lidahku ke vaginanya. Ternyata tawar, tidak ada rasa apa-apa. Terus, Didi..ohh.. enak sekali, desah Sumiati. Kuulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijik ku hilang, malah berganti dengan gairah. Kuulang-ulang menjilati vaginanya. Sumiati makin mendesah. ooh.. oohh.. ohh.. ohh.
Sumiati menggenggam jari telunjukku, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. Kamu nanti tidak kesakitan?, tanyaku kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, kuputar-putar jariku di dalam vaginanya. Ahh.., Sumiati menjerit kecil. Kuputar jariku tanpa menghentikan jilatanku ke vaginanya. Saat kuarahkan jariku ke langit-langit memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. Kuelus pelan bagian tersebut, berkali-kali. ‘Ya, terus di situ Didi.. ahh.. enak sekali..
Kuteruskan untuk beberapa saat. Sumiati makin membuka lebar-lebar pahanya. Tiba-tiba Sumiati menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan dengan arah jilatanku. Ah Didi.. gw mau keluaar.. erang Sumiati. Sumiati makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia hentikan, lalu dikepitnya kepalaku dengan pahanya. Ahh.. Didi..gw keluar, desahnya. Segera kupeluk tubuh Sumiati, dan kugenggam tangannya erat.
Kubiarkan Sumiati menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat, kuelus-elus dahi dan rambutnya. Didi, enak sekali, kata Sumiati. Gw diam saja. Sekarang gantian, ya, kata Sumiati. Gw mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuhku sehingga tubuhnya menindih tubuhku sekarang. Dibukanya celana dan celana dalamku. Malu sekali rasanya saat itu. Segera kututupi Kontolku yang masih terduduk lemas.
Sepertinya Sumiati mengerti perasaanku. Ia segera mematikan lampu kamar. Gw merasa lebih tenang jadinya. Lalu, dibukanya paha gw yang menutupi Kontolku. Sumiati segera meraba-raba Kontolku. Oh, geli sekali rasanya. Rasa geli itu membuatku secara refleks menggelinjang. Sumiati tertawa. Enak kan, Didi ? tanyanya menggodaku. Sial nih orang, pikirku. Dikerjain gua. Mau diterusin gak, Didi ? tanya Sumiati sambil menggoda lagi. Gw hanya mengangguk. Saat itu Kontolku belum berdiri. Aneh sekali. Padahal biasanya kalo melihat adegan yg sedikit porno, punya gw langsung keras.
Akhirnya Sumiati mendekatkan mulutnya ke Kontolku. Dikecupnya ujung Kontolku perlahan. Ada getaran dahsyat dalam diriku saat kecupannya mendarat di sana. Didi, punya kamu enak. Bersih dan terawat, ujar Sumiati. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang Kontolku, lalu Sumiati mulai menjilati Kontolku. Ya ampun, pikirku. Geli sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontolku dari mulut Sumiati. Kenapa, Didi ?, tanya Sumiati. Gua gak tahan. Geli banget, sih?, kata gw protes. Ya udah, pelan-pelan aja, ya?, kata Sumiati. Gw mengangguk lagi. Sumiati mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari tubuhku, tapi dengan diikuti rasa nyaman. Kuperhatikan Sumiati menjilati Kontolku, tak terasa Kontolku segera mengeras. Sumiati senang sekali melihatnya. Segera dilahap kembali Kontolku itu, kali ini sambil dikocok-kocok dengan tangannya.
Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat sangat. Kunikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru sekali ini kurasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. Ah.., tak kuasa gw menahan desahanku. Didi, kumasukan ya punyamu?, tanya Sumiati. Nanti kamu sakit, gak?, tanya gw. Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi.
Ingin sekali rasanya Kontolku dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang ngontrol sih, gak sakit, kata Sumiati. Ya udah, kamu yang di atas aja, kata gw kepadanya. Sumiati segera mengubah posisi tubuhnya. Ia kangkangkan pahanya di atas tubuhku, lalu pelan-pelan dibimbingnya Kontolku menuju liang memeknya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit ujung Kontolku ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya. Didiamkan punya gw di sana utk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu ditekannya sedikit lagi. Kali ini punya gw masuk lebih dalam dan makin terasa cairan pelicin kemaluannya.
Sudah sepertiga dari panjang Kontolku yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontolku di sana beberapa saat. Ia sedikit Sakit?, kutanya. Iya, tapi gak apa2. , jawab Sumiati. Kemudian ia mendorong Kontolku makin dalam, hingga akhirnya semua Kontolku tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Sumiati mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali menikmati Kontolku terjepit dalam vagina Sumiati.
Gerakan pantat Sumiati membuat Kontolku terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Sumiati pun seakan-akan begitu. Ohh.. ohh.. ohh.. ohh, Sumiati mengerang-ngerang.
Sumiati terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diriku. Namun, ternyata Sumiati tidak berhenti begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju mundur, dan terkadang berputar. Sepertinya Sumiati sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Ah.. ah.. ahh.. ahh.., desahnya terus, tanpa henti. Kuremas dengan lembut payudaranya, Sumiati makin merintih. Sssh.. ssh.. sshh.. enak Didi.
Makin lama gerakan Sumiati makin cepat. Didi, gw mau keluar lagi, Didi.. rintihnya. Gw pun merasa Kontolku berdenyut kencang. Sumiati, tolong lepaskan, gw mau keluar, kata gw. Gw takut sekali kalau sampai Sumiati hamil. Tapi Sumiati tidak mau melepaskan Kontolku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga gw tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba kurasa Kontolku menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Sumiati, jangan.. nanti kamu hamil.., teriakku, sesaat sebelum cairanku keluar. Tapi semua sudah terlambat. Semua cairanku sudah keluar dalam vaginanya.
Nikmat sekali rasanya, namun terasa lemas tubuhku sesudahnya. Segera otot-otot Kontolku mengerut, dan menjadi kecil kembali. Sumiati dengan kecewa melepaskan Kontolku. Sumiati, kalo kamu hamil gimana, tanya gw dengan setengah takut. Tenang aja, Didi. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?, kata Sumiati menenangkan diriku. Kemudian, Sumiati segera memijat-mijat Kontolku. Dielus, dan di kulum lagi seperti tadi.
Tak lama, Kontolku segera mengejang lagi. Segera Kontolku dimasukan lagi oleh Sumiati ke vaginanya. Kembali Sumiati melakukan gerakan maju mundur tadi. ohh.. ohh.. ohh.. oohh, erangnya. Kuremas lembut toketnya. Ssshh.. sshh.. sshh, begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Sumiati mengocok Kontolku dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Didi, gw hampir keluar, desah Sumiati. Segera Sumiati mempercepat gerakannya. Gw pun membantunya dengan menggerakan pinggulku berlawanan dengan arah gerakannya. Ahh.. Didi, gw keluar, desahnya agak keras.
Sejenak ia menikmati orgasmenya, sebelum rubuh ke dalam pelukanku. Kubiarkan ia menikmati orgasmenya, kuelus rambutnya, dan kukecup keningnya. Kami berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya Hidup ini dibuat oleh Sumiati dan gw tak akan pernah melupakan kenangan terindah di malam pertama bersama Sumiati walaupun kini gw ga tau kabarnya si Sumiati ini! nasib2 salah kirim sms dapat ngentot cewek gratis!
Klik Disini Untuk Melanjutkan
Demikianlah Artikel Sms Nyasar Berujung Di Kamar Hotel
Sekianlah artikel Sms Nyasar Berujung Di Kamar Hotel kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sms Nyasar Berujung Di Kamar Hotel dengan alamat link https://duniatoples.blogspot.com/2020/05/sms-nyasar-berujung-di-kamar-hotel.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar